Sabtu, 13 Oktober 2012

SUDAH PANTASKAH DOA SHALAT KITA DIKABULKAN

Shalat adalah penghambaan dan doa. Bacaan shalat saat duduk antara dua sujud adalah merupakan inti doa shalat. Tentu kita ingin agar doa shalat kita dikabulkan, bukan ?

Duduk antara dua sujud disebut juga dengan “Duduk Permohonan”, karena dalam duduk tersebut, seorang hamba memohon kepada sang Maha Pemurah dengan tujuh permohonan penting, yaitu :
  • Ampunan
  • Belas kasihan
  • Kecukupan
  • Derajat yang tinggi
  • Rizki
  • Petunjuk
  • Kesehatan
“Rabbighfirlii, warhamni, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii, wa’aafinii”
Ya Allah, ampunilah dosaku, dan belas kasihanilah aku, dan cukupkanlah kekuranganku, dan tinggikanlah derajatku, dan berilah aku rizki, dan berilah aku petunjuk, dan berilah aku kesehatan. Dapat ditambahkan dengan wa’fuannii (dan maafkanlah aku)
Tujuh permohonan tersebut merupakan kebutuhan pokok manusia untuk kebahagiaan hidup di dunia (fi dunya hasanah) dan kebahagiaan  hidup di akhirat (wa fil akhirati hasanah).

Berapa detik doa shalat dalam duduk permohonan anda?
Banyak di antara kita belum memahami hakikat duduk antara dua sujud ini (duduk permohonan untuk 7 kebutuhan pokok dunia-akhirat). Karenanya, mereka meremehkannya. Ini terbukti dengan masih banyaknya orang shalat yang sama sekali tidak menghayati duduk antara, mereka melakukannya hanya dalam 3 – 5 detik saja. Padahal, untuk dapat menghayati nikmat dan pentingnya model duduk ciptaan Allah ini, dan untuk dapat menghayati tujuh ratapan permohonan kebutuhan pokok dalam duduk ini dibutuhkan sekitar 20 detik!
Kalau duduk permohonan kita hanya 5 detik, membaca doa shalat secepat kilat, tanpa ratapan, tanpa harapan, tanpa penghayatan, tanpa ruh… pantaskah kita mengharap tujuh permohonan kita dikabulkan?
Mari berintrospeksi, kita teliti benar-benar, apakah kita sudah cukup memberi penghayatan pada setiap gerak dan bacaan shalat yang kita lakukan? 
Sudah pantaskah doa shalat kita dikabulkan? ***

TATA CARA BERDOA

Bagaimana cara berdoa yang baik ? Simak ini dulu…
Coba bayangkan seandainya tiba-tiba ada orang mendatangi anda, dan langsung meminta uang dengan cara yang tidak sopan… Dia tidak kulo nuwun, tidak memanggil nama anda dengan santun, tidak memiliki tata krama… Bagaimana perasaan anda? Iba atau empet?
Nah, jika anda sadar betul akan jawaban pertanyaan di atas, andapun pasti yakin bahwa anda tidak boleh bergaya preman kampung macam itu kepada orang lain! Setuju, juragan?
Apalagi kepada Allah…. tentu sangat tidak boleh!
Berlaku sopanlah dalam meminta kepada Allah! Sebutlah nama-Nya dengan santun, gunakan tata krama yang baik.  Jangan langsung to the point meminta. Mengapa doa kita tumpul? Salah satunya karena tingkah kita sendiri yang tidak beradab dalam meminta.
Mari perbaiki cara berdoa kita agar lebih maqbul. Lantas, bagaimana tata cara berdoa yang baik berdasarkan Al Quran dan hadits? Inilah jawabannya:

1. Mulailah dengan basmalah

2. Memuji Allah
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya” (An Nashr:3). Dalam ayat ini, Allah memberikan petunjuk agar kita memuji-Nya sebelum menyampaikan maksud doa yang kita panjatkan. Memuji Allah ialah dengan mungucapkan “Alhamdu lillaahi robbil aalamiin” (segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), atau dengan redaksi lainnya.

3. Bershalawat untuk Nabi
Dari Annas bin Malik: “Tidaklah seseorang berdoa, kecuali antara dia dan langit ada hijab, sampai dia bershalawat kepada nabi”.
Jadi, bershalawat kepada Nabi sangat penting untuk membuka hijab (tirai) agar doa kita sampai pada Allah azza wa jalla. Bershalawat atas Nabi misalnya membaca “Allahumma shalli ala (sayyidinaa) Muhammad” atau dengan redaksi lain yang anda sukai.

4. Sebutlah nama-Nya dengan santun (dengan asmaul husna)
“Dan Allah memiliki asmaul husna, maka berdoalah dengan menyebut asmaa-ul husna itu “(QS Al Araf : 180).
Contoh membaca asmaul husna dalam berdoa:
  • Yaa Allah, yaa ROZAK berilah kami rizki yang halal
  • Yaa GHOFUR… ampunilah kami
  • Robbanaa innaka anta SAMIIUL ‘ALIIM watub alaina innaka anta TAWWAABU RAHIIM
5. Menyebutkan maksud yang diminta
Point ke-5 ini adalah inti dari doa (permintaan) kita

6. Tutup doa dengan shalawat Nabi, memuji Allah, dan Amin
Washallallahu ala (sayyidinaa) Muhammadin, walhamdulillaahi rabbil aalamiin. Aamiin.

Contoh redaksi doa singkat berdasarkan urutan poin-poin di atas:
(1) Bissmillahirrahmaanirrohiim
(2) Alhamdulillahi robbil aalamiin
(3) Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad
(4) Ya Allah ya ROZAK
(5) Hari ini saya mau berdagang, berilah kami rizki yang halal dan melimpah
(6) Washallallahu ala (sayyidina) Muhammad, walhamdulillaahi rabbil aalamiin
. Aamiin.
Poin (5) sebaiknya menggunakan doa yang ma’tsur, yaitu doa yang ada dalam Al Quran atau doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, misalnya:
Rabbij’alnii muqiima shalaati wamin dzurriyaatii (QS Ibrahim). Ya Allah jadikanlah saya dan keturunan saya sebagai orang yang dapat menegakkan shalat.
Allahummakfinii bihalaallika an haraamika wa aghninii bi fadhlika ‘amman siwaak (HR Tirmidzi). Ya Allah berilah saya rizki yang halal, bukan yang haram. Dan kekayaan (rizki yang melimpah) yang Engkau ridhai, bukan yang engkau murkai.
Mari meminta kepada Allah dengan tata cara berdoa yang baik.!!

KHASIAT AYAT KURSI

Al Quran adalah petunjuk bagi manusia. Al Quran juga memilki fungsi lainnya. Di bawah ini adalah khasiat ayat kursi (Al Baqarah 255) yang dibeberkan oleh setan. Ya, setan telah membeberkan rahasia kelemahannya kepada manusia. Meskipun ini rahasia dari setan, namun kita selaku muslim harus mempercayainya. Mengapa? Sebab, rahasia tersebut sudah dibenarkan oleh Nabi Muhammad dalam hadits shahih di bawah ini. Karena itu, rahasia tentang khasiat ayat kursi ini PASTI benar! Anda harus tahu. Simak kisah nyata di bawah ini…

Dari Abu Hurairah, Rasul SAW, mewakilkan tugas menjaga zakat fitrah Ramadhan kepadaku, lalu ada seseorang menghampiriku dan dengan segera ia mengambil segenggam makanan yang dijaga itu. Dan akupun secepatnya menangkap dia dan kukatakan bahwa aku tiada segan mengaduka hal ini kepada Rasul SAW. Maka ia mengeluh, katanya : “Aku ini seorang miskin yang punya banyak beban keluarga, dan aku sangat membutuhkanya kemudian kulepaskan ia pada pagi harinya aku menghadap Rasulullah SAW, dan beliau besabda : “Ya Abu Hurairah, apa yang diperbuat tawananmu semalam? Jawabku : “Ia mengeluh bahwa ia miskin dan hingga aku tidak sampai hati, maka kulepaskan ia. Sabdanya : “Ia membohongimu, dan nanti malam ia akan menghampirimu kembali Alkisah, aku menjaganya lebih ketat, karena beliau SAW, memberitahukan ia akan menghampirku lagi. Ternyata benar juga, ia datang dan mengambil segenggam lagi, lalu kutangkap ia, dan kukatakan hal ini akan diadukan kepada Rasul SAW, ia menjawab seperti malam pertama, dan ia berjanji tidak bakal mengulanginya. Karena jawabanya itu, maka kulepaskan ia. Dan pagi harinya beliau SAW, menegur tindakanku semalam (partanyaan dan jawabannya sama dengan pada malam pertama). Pada malam ketiganya aku lebih memperketat penjagaan, dan ternyata ia datang lagi menghampiriku, dan berbuat seperti malam-malam sebelumnya. Aku katakan kepadanya : “Ini sudah malam ketiga kau sudah berjanji tidak bakal mengulanginya, kenapa kau kembali lagi? Jawabnya : “Lepasakanlah aku, dan aku berjanji akan mengajarkan kepadamu kalimat yang dapat kau ambil manfaatnya. Tanyaku : “Apa yang dimaksud?
 
khasiat ayat kursi dan keistimewaan ayat kursi

Ayat Kursi
Jawabnya : “Ketika hendak tidur bacalah olehmu ayat kursi, pasti kau dijaga selalu oleh Allah, dan syetan tiada menghampirimu sampai pagi hari. Lalu kulepasakan ia, dan pada pagi harinya beliau SAW, kembali bertanya : “Apa yang di perbuat tawananmu semalam? Jawabku : “Ia mengajarkan beberapa kalimat kepadaku, katanya dapat diambil manfaatnya bagiku, sampai aku melepasakannya. Tanya beliau SAW : “Kalimat apakah itu? Jawabku : “Ia mengatakan, apabila kau tidur, bacalah AYAT KURSI, pasti kau akan selalu dijaga oleh Allah dan syetan tiada menghampirimu sampai pagi hari, kemudian beliau bersabda : “Ia berkata benar, padahal biasanya ia berbohong. Tahukah kau siapakah ia? Jawabku : “Tidak tahu, lalu beliau bersabda : “Itulah syetan.” (HR. Bukhari)
Demikianlah khasiat ayat kursi yang begitu dahsyat. Saya yakin anda sudah hafal ayat kursi, bukan? Tapi, sudahkah anda selalu membacanya sebelum tidur? Kalau belum, mulailah malam ini.

 

Keistimewaan Ayat Kursi

Dari Ubay bin Ka’ab, Rasul SAW, bersabda: “Hai Abul-Mundzir, tahukah kamu manakah ayat yang paling agung dalam Al Quran bersamamu? Jawabku : “Allaahu Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyum. Al Baqarah 255 atau dikenal dengan ayat kursi, lalu beliau SAW, menepuk dadaku, seraya bersabda : “Semoga bertambah dalamlah ilmu pengetahuanmu hai Abul Mundzir.” (HR Muslim)
Semoga hadits tentang khasiat ayat kursi dan keistimewaannya dapat menambah jendela wawasan kita, dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk menambah amalan harian kita.


BACAAN SHALAT PALING DAHSYAT

Al Fatihah adalah bacaan shalat yang amat dahsyat. Dalam fiqih tuntunan shalat, Al Fatihah merupakan bacaan shalat yang bersifat rukun. Teristimewa, Allah akan menjawab pada setiap ayat yang kita baca. Luar biasa, bukan…?

Buktinya? Ini dia, firman Allah dalam hadits qudsi:

Nabi SAW bersabda, “Allah SWT berfirman: Shalat itu Kubagi dua antara Aku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang dimintanya.

Apabila ia mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin, Aku menjawab: “Hamba-Ku memuji-Ku”.

Apabila ia mengucapkan Arrahmaanirrahiim,
maka Aku menjawab: “Hamba-Ku menyanjung-Ku”.

Apabila ia mengucapkan Maaliki yaumiddiin,
maka Aku menjawab: “Hamba-Ku mengagungkan-Ku”.

Apabila ia mengucapkan Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin,
maka Aku menjawab: “Inilah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya”.

Apabila ia mengucapkan Ihdinashirratal mustaqim, shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin, maka Aku menjawab:
“Inilah bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya” (HR Muslim).

Sungguh luar biasa, ternyata Allah langsung menjawab bacaan shalat kita… Terungkap sudah rahasianya, mengapa Rasulullah membaca Al Fatihah ayat-demi ayat (tidak menyambungnya), sebagaimana dikatakan dalam hadits: “Kemudian beliau SAW membaca Al-Fatihah, beliau memenggalnya ayat demi ayat…” (HR Abu Dawud).
 
 
Alfatihah Bacaan Shalat

Sahabatku yang berbahagia… karena itu, untuk memaksimalkan bacaan Al Fatihah, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Membacanya ayat demi ayat (tidak menyambung)
- Memahami kandungan arti surat Al Fatihah, kata demi kata
- Mengetahui dan merasakan jawaban Allah pada ayat demi ayat yang kita baca
- Meyakini bahwa jawaban Allah akan segera terwujud buat kita

STOP! Artikel tentang shalat ini tidak banyak memberi manfaat jika anda hanya membacanya, tanpa mengamalkannya. Jika anda belum lancar mengartikan Al Fatihah kata demi kata, jika anda belum menghafal jawaban Allah ayat demi ayat… Segera tinggalkan aktivitas anda yang lain. Utamakan belajar shalat…. Raih dahsyatnya manfaat shalat…

PENDIDIKAN ISLAM

Sebagai orang yang menganut ajaran agama Islam hendaknya kita mengetahui sejauh mana pendidikan Islam itu sendiri. Tidak sedikit orang yang mengaku beragama Islam akan tetapi pengetahuan tentang pendidikan Islam sangat minim yang berakibat tindakan dan tingkah lakunya tidak layak disebut sebagai orang Islam.


Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.


Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)

Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.

Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.”

Ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya.”

Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.

Pentingnya Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.

Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari Pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.

Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)

Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja. 

Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan. 

Tujuan utama dalam Pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.  

Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.

Kesinambungan dalam Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyah merupakan hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir hayat.” Maka menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah berhenti, semaki banyak ilmu yang kita peroleh maka kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan.

Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha agar dapat memiliki ma’dzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang diajarkan Rasulullah SAW.

Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:

1. Istiqomah
Setiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28

2. Disiplin dalam tanggung jawab
Dalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita sering bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita akan tertinggal dengan teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia sering membolos tentu anak didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak bertambah.

3. Menyuruh memainkan peran dalam pendidikan
Setiap kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada saat-saat tertentu, memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan sebagai teman. Demikiannya semua peran digunakan untuk memaksimalkan kegiatan pendidikan.